KMe – Bumi kita sedang panas. Secara harfiah. Laporan terbaru Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) menyebut suhu rata-rata global sudah naik sekitar 1,1 derajat Celsius dibanding era pra-industri. Akibatnya, fenomena alam yang dulu jarang terjadi kini makin sering menghantam berbagai belahan dunia: banjir bandang, kekeringan ekstrem, gelombang panas, hingga badai super.
Fakta yang Tak Terbantahkan
Data menunjukkan, 10 tahun terpanas dalam sejarah modern semuanya terjadi setelah tahun 2010. Gletser mencair di Himalaya, Greenland hingga Antartika. Laut Arktik kehilangan sebagian besar es laut musim panasnya. Permukaan air laut pun naik rata-rata 20 sentimeter sejak 1900—ancaman nyata bagi pulau kecil dan wilayah pesisir rendah.
“Ini bukan sekadar ramalan masa depan, perubahan iklim sedang terjadi sekarang,” tegas IPCC dalam laporannya.
Dampak Global yang Mengkhawatirkan
Gelombang panas melanda Eropa, Amerika, hingga Asia, menimbulkan korban jiwa dan kerugian miliaran dolar.
Kekeringan mengancam ketahanan pangan di Afrika, Asia Barat, hingga Amerika Selatan.
Banjir bandang akibat hujan ekstrem menghancurkan infrastruktur dan memaksa jutaan orang mengungsi.
Ekosistem terancam: terumbu karang memutih, spesies laut dan darat kehilangan habitat, risiko kepunahan meningkat.
Tak hanya lingkungan, ekonomi global ikut terguncang. Sektor pertanian, perikanan, pariwisata, hingga kesehatan masyarakat menghadapi guncangan serius.
Konsensus Ilmiah : Manusia Penyebab Utama
Lebih dari 97% ilmuwan iklim sepakat: pemanasan global terutama dipicu aktivitas manusia. Pembakaran batu bara, minyak, dan gas bumi; deforestasi besar-besaran; serta polusi industri menghasilkan gas rumah kaca yang menyelimuti atmosfer.
Meski kondisi mengkhawatirkan, dunia masih punya peluang menekan laju krisis iklim. Perjanjian Paris menjadi tonggak penting: hampir semua negara berkomitmen menjaga kenaikan suhu global agar tidak melebihi 1,5–2 derajat Celsius.
Langkah-langkah yang bisa dilakukan:
Beralih ke energi terbarukan seperti surya, angin, dan hidro.
Menghentikan deforestasi, serta mempercepat reforestasi.
Mendorong transportasi hijau dan gaya hidup rendah karbon.
Memperkuat sistem peringatan dini dan infrastruktur adaptif terhadap bencana.
Pertanyaan Besar untuk Kita Semua
Perubahan iklim global bukan lagi isu jauh di kutub atau pulau kecil di Pasifik. Dampaknya sudah terasa di sekitar kita, dari banjir yang makin sering hingga suhu udara yang semakin menyengat. Pertanyaannya, apakah kita akan menunggu sampai krisis ini benar-benar melumpuhkan peradaban, atau mulai bergerak sekarang?. (Red)
Discussion about this post