OKU Timur, KMe – Malam di Dusun 9 (Kepuh), Desa Rasuan, Kecamatan Madang Suku I, berubah menjadi duka yang tak akan dilupakan. Kobaran api pada Selasa (30/9/2025) sekitar pukul 23.30 WIB melahap habis rumah milik Sudirman bin Roji (60), seorang petani. Lebih memilukan lagi, empat anak yang berada di dalam rumah tak sempat menyelamatkan diri. Mereka terjebak api hingga meregang nyawa.
Tangis pecah saat jenazah keempat korban dibawa ke tempat pemakaman. Ratusan warga mengiringi prosesi pemakaman yang berlangsung dengan pilu. Di bawah rintik doa dan isak tangis keluarga, keempat bocah malang itu dimakamkan dalam satu liang lahat.
“Rumah sudah terbakar dengan api membesar di bagian tengah rumah, saya meminta tolong tetangga dan warga di seputaran kejadian namun besarnya api sehingga tidak dapat di matikan,” tutur Rizal (41), Kepala Dusun 9, yang menjadi saksi mata. Ia masih sulit menahan haru saat menceritakan bagaimana api melumat rumah di tengah malam.
Para korban adalah anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah. Yoga (10), Aditiya Fernando (14), Aldri (13), dan Marson (13), masing-masing punya cita-cita sederhana yang kini ikut terkubur bersama jasad mereka. Warga yang mengenal mereka mengingat sosok-sosok periang yang sering bermain bola sore hari di lapangan desa.
Tragedi ini terasa semakin menyesakkan hati karena pada saat kejadian, Sudirman dan Pendi, yang tinggal di rumah itu, tidak berada di tempat. Rumah hanya ditinggali oleh keempat korban. “Pilu sekali ya Allah melihat berangkatan empat jenazah keponakan korban kebakaran,” tutur seorang kerabat, seperti dituliskan dalam sebuah unggahan di media sosial
Dua unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan dari Pos Belitang dan Betung. Namun, kobaran api yang diduga berasal dari korsleting listrik terlalu cepat menjalar. Rumah kayu itu ludes hingga menyisakan puing-puing hitam dan abu.
Kini, Desa Rasuan larut dalam duka. Suara tahlil dan doa masih menggema dari rumah duka. Anak-anak sebaya korban hanya bisa memandang makam sahabat mereka dengan mata berkaca. Sebuah tragedi yang menyisakan luka mendalam bagi keluarga dan masyarakat.
Musibah ini menjadi pengingat bagi semua orang bahwa musibah bisa datang kapan saja, tanpa diduga. Warga berharap pemerintah daerah memberi perhatian bagi keluarga korban, sekaligus meningkatkan kewaspadaan bersama terhadap potensi bahaya kebakaran akibat arus pendek listrik. Dari duka yang dalam ini, masyarakat Rasuan belajar bahwa solidaritas dan gotong royong adalah kekuatan utama untuk bangkit kembali. (Red)
Discussion about this post