Ketika politik formal sering terasa kaku dan jauh dari rakyat, gerakan sosial hadir sebagai napas segar. Ia lahir bukan dari ruang ber-AC gedung parlemen, melainkan dari keresahan warga biasa yang berani bersatu. Gerakan sosial menjadi ruang tempat suara kecil menemukan gema, sekaligus pengingat bahwa demokrasi sejati tumbuh di jalanan, kampung, dan ruang digital.
Dari Akar Rumput ke Gelombang Besar
Gerakan sosial sering berawal dari hal sederhana. Petani melawan tengkulak, buruh menuntut upah layak, pemuda membuka perpustakaan jalanan untuk menutup celah ketidakadilan pendidikan. Namun, jika keresahan itu dibiarkan menumpuk, ia bisa meledak menjadi gelombang besar. Itulah yang terjadi di berbagai daerah Indonesia belakangan ini — dan di Nepal, yang kini menjadi sorotan global.
Indonesia Gelap: Muram Generasi Muda
Tanggal: Februari 2025
Peserta: Ribuan mahasiswa dan pelajar di Jakarta, Yogyakarta, Medan, Surabaya, hingga Makassar.
Isu: Pemotongan anggaran pendidikan & sosial, mahalnya biaya hidup, ketimpangan ekonomi.
Tagar: #IndonesiaGelap trending di Twitter/X, Instagram, dan TikTok.
Aksi ini bukan sekadar protes generasi muda, tetapi sinyal keras bahwa mereka melihat masa depan semakin gelap.
Buruh di Senayan & Pati: Ketidakadilan yang Tidak Tersamarkan
Jakarta: 10.000 buruh turun ke Senayan menuntut kenaikan upah, penghentian outsourcing, dan reforma pajak.
Pati, Jawa Tengah : Ribuan warga memprotes kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2) hingga 250%, bahkan menuntut pengunduran diri Bupati.
Dua kasus ini menunjukkan bahwa rasa tidak adil dirasakan rakyat baik di pusat maupun daerah.
Aksi Besar 28 Agustus – 2 September 2025: Gelombang Puncak
Periode ini menjadi salah satu momen paling panas dalam sejarah gerakan sosial pasca-reformasi.
28 Agustus 2025: Demo buruh serentak di 38 provinsi & 300 kabupaten/kota. Sekitar 10.000 buruh long march ke Istana dan DPR, menuntut kenaikan upah 8,5–10,5%.
29–31 Agustus 2025: Gelombang protes meluas ke kampus dan jalanan. Beberapa aksi berubah ricuh.
Korban: Sedikitnya 10 orang tewas, ratusan luka-luka.
Seorang driver ojek online, Affan Kurniawan, meninggal di Jakarta setelah terlindas kendaraan taktis Brimob.
Gedung DPRD Makassar dibakar, menewaskan staf dan pendamping anggota dewan.
Anak-anak Ditangkap: Tim Advokasi untuk Demokrasi mencatat 382 anak di bawah umur ditahan selama aksi, meski sebagian besar akhirnya dibebaskan.
2 September 2025: Aliansi BEM SI meluncurkan aksi Indonesia (C)emas Jilid II dengan 11 tuntutan, termasuk transparansi legislasi, perlindungan mahasiswa yang dikriminalisasi, hingga reformasi aparat keamanan.
Skala Nasional: Menteri Dalam Negeri mencatat ada 228 aksi demonstrasi di seluruh Indonesia hanya dalam periode 25 Agustus – 7 September 2025.
Aksi ini menjadi puncak ketidakpuasan rakyat: buruh, mahasiswa, pelajar, hingga warga biasa turun ke jalan bersama.
Nepal: Gen Z Menyalakan Api Perlawanan
Tanggal: September 2025
Peserta: Puluhan ribu demonstran, mayoritas generasi Z.
Pemicu: Pemerintah melarang 26 platform media sosial (Facebook, Instagram, WhatsApp, YouTube, X/Twitter).
Korban: HRW mencatat setidaknya 50 orang tewas, ratusan luka, ribuan ditangkap.
Dampak Politik: PM K. P. Sharma Oli akhirnya mengundurkan diri.
Nepal memperlihatkan bahwa represi justru bisa mempercepat jatuhnya penguasa.
Politik dari Bawah: Antara Harapan dan Represi
Di Indonesia, aksi mahasiswa dan buruh dibubarkan dengan gas air mata, hingga menelan korban jiwa. Di Nepal, pemerintah menerapkan jam malam nasional dan mengerahkan tentara.
Namun satu hal jelas: represi tidak membungkam rakyat. Justru ia memperkuat tekad untuk melawan.
Suara yang Tak Bisa Dibungkam
Dari #IndonesiaGelap hingga gelombang aksi 28 Agustus – 2 September, dari Pati hingga Senayan, hingga protes generasi Z di Nepal — rakyat membuktikan bahwa politik dari bawah masih hidup.
Gerakan sosial adalah politik rakyat. Ia mengajarkan bahwa perubahan sejati bukan selalu datang dari atas, melainkan dari bawah.
Pertanyaannya tinggal satu: apakah para pemegang kuasa mau mendengar sebelum gelombang berikutnya datang?
Discussion about this post