OKU Timur, Kiri Media – Ada yang berbeda di halaman Puri Sebiduk Sehaluan pagi itu. Langit Martapura tampak lebih cerah dari biasanya, seakan ikut memberi restu bagi ratusan wajah muda yang berdiri gagah dalam balutan jaket kontingen OKU Timur. Di tangan mereka, bukan hanya perlengkapan olahraga, tapi juga harapan ribuan warga untuk melihat nama daerahnya berkibar di ajang Porprov Sumatera Selatan ke-XV di Musi Banyuasin.
Sebanyak 270 atlet dari 22 cabang olahraga siap berlaga. Mereka datang dari pelosok desa hingga pusat kota, dengan semangat yang sama: berjuang demi nama OKU Timur. “Untuk menang, kita harus kompetitif dan tidak boleh ada kecurangan,” pesan Bupati Enos, suaranya tegas namun hangat. Kalimat itu sederhana, tapi menampar lembut kesadaran bahwa sportivitas adalah mahkota sejati seorang atlet.
Porprov, bagi sebagian orang mungkin hanya soal medali dan angka di papan klasemen. Tapi bagi para atlet OKU Timur, ini adalah panggung pembuktian, bahwa kerja keras di lapangan, peluh di bawah matahari, dan doa di setiap malam adalah jalan panjang menuju kehormatan. Tak peduli kalah atau menang, yang utama adalah bertarung dengan hati jujur dan penuh keyakinan.
Yang membuat suasana semakin hangat, adalah saat Bupati menyinggung soal para atlet senior yang diam-diam ikut menyumbang untuk mendukung adik-adik mereka. Sebuah potret keikhlasan yang sering luput dari sorotan kamera. “Saya terharu, karena ternyata masih ada kepedulian yang tulus dari para pendahulu,” ujarnya. Mungkin di situlah makna “Sebiduk Sehaluan” benar-benar terasa, bukan hanya semboyan, tapi napas kebersamaan yang hidup di antara mereka.
Dukungan tak berhenti di sana. Dari dunia pendidikan, 10 perguruan tinggi di OKU Timur membuka peluang beasiswa kuliah gratis bagi atlet berprestasi. Sebuah langkah cerdas, karena prestasi di lapangan tak seharusnya mematikan masa depan di ruang kelas. Justru di sinilah olahraga dan pendidikan berpelukan erat, menyiapkan generasi tangguh, sehat jasmani, cerdas rohani.
Porprov kali ini mungkin tak selalu mudah. Ada peluh, ada kalah, mungkin juga air mata. Tapi seperti kata Bupati Enos, “Dengan doa dan keyakinan yang kuat, kemenangan bukan hal yang mustahil.” Dan mungkin, kemenangan terbesar bukan hanya di podium, tapi di hati setiap atlet yang pulang dengan kebanggaan telah berjuang sejujur-jujurnya untuk OKU Timur tercinta.
Redaksi

Discussion about this post