OKU Timur, Sumatera Selatan – Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKU Timur) menargetkan pertumbuhan ekonomi 2025 sebesar 5,1–5,6%, melanjutkan tren positif dari pertumbuhan 5,12% pada 2024. Namun, di balik angka optimis tersebut, sejumlah fakta menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak selalu dirasakan merata oleh masyarakat.
Target Ekonomi vs. Kesejahteraan Riil
Meskipun PDRB per kapita meningkat menjadi Rp31,5 juta dan nilai investasi naik menjadi Rp7,866 triliun, kenyataan di lapangan menunjukkan ketimpangan masih terjadi. Sebagian besar penduduk desa masih menghadapi akses terbatas ke layanan dasar, seperti kesehatan dan pendidikan, sementara program pembangunan infrastruktur kerap lebih mengutamakan wilayah perkotaan dan koridor perdagangan strategis.
Sektor pertanian, yang menyumbang 32,35% PDRB, masih bergantung pada produktivitas lahan yang terbatas, cuaca ekstrem, dan harga komoditas yang fluktuatif. Bantuan optimalisasi lahan (Oplah) 3.000 hektare memang ada, tetapi apakah program ini mampu menyentuh semua petani kecil atau hanya sebagian yang berdekatan dengan proyek pemerintah?
Infrastruktur yang Belum Merata
Pemerintah daerah menekankan pembangunan jalan, jembatan, dan fasilitas publik. Namun laporan masyarakat dan LSM lokal menunjukkan bahwa banyak jalan desa dan jembatan kritis belum tersentuh anggaran. Ironisnya, anggaran besar dialokasikan pada proyek strategis yang lebih terlihat, sementara akses dasar masyarakat di pedesaan jauh tertinggal.
Tantangan Investasi
Nilai investasi meningkat, tetapi mayoritas berasal dari investor besar yang masuk ke sektor industri dan perdagangan. Ini menimbulkan pertanyaan: apakah investasi ini benar-benar memberi efek trickle-down bagi ekonomi lokal, atau hanya memperbesar kesenjangan antara kota dan desa?
Program Sosial vs. Masalah Struktural
Program kesehatan dan pemberdayaan masyarakat seperti PMT ibu hamil, pencegahan stunting, dan Dana Desa Rp263 miliar adalah langkah positif. Namun, angka kemiskinan masih 9,75%, dan tingkat pengangguran 3,45%, menunjukkan bahwa program-program ini belum menyelesaikan masalah struktural yang lebih dalam: distribusi kekayaan, akses pendidikan, dan peluang kerja yang merata.
Pertumbuhan ekonomi OKU Timur memang terlihat gemilang di angka-angka, tapi realitas di lapangan menunjukkan ketimpangan dan kesenjangan yang masih besar. Optimisme pemerintah perlu diimbangi dengan strategi yang menyentuh masyarakat akar rumput, bukan hanya statistik dan proyek megah. Jika tidak, angka pertumbuhan akan tetap menjadi ilusi bagi sebagian besar warga OKU Timur.
Discussion about this post