OKU Timur, Kiri Media – Bayangkan, kita merayakan festival literasi dengan gegap-gempita. Gong dipukul, duta literasi dipasang selempang, pelajar kompak berdendang puisi, semuanya seperti adegan epik di film coming-of-age. Tapi di balik gemerlap panggung, ada satu data penting yang hilang entah ke mana, IPLM OKU Timur 2025.
Iya, betul ini sudah sampai tahun 2025, festival literasi sudah sakral, tapi data Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) seolah masih “ditunda rilis”. Seperti menunggu episode lanjutan serial favorit di Netflix yang belum jelas kapan muncul.
Kalau mau pakai data lama bisa, mungkin IPLM 2024 adalah salah satu kandidat, tapi sayangnya tidak menemukan data resmi kabupaten OKU Timur untuk IPLM 2025 yang dipublikasi oleh BPS atau sumber Perpustakaan Nasional. Tidak ada tabel kabupaten yang terang-terangan bilang “OKU Timur : 40”. Tak ada slide PowerPoint daring yang dipajang di website resmi yang bisa di-screenshot dan dijadikan bukti di laporan resmi.
Ironisnya, kita merayakan literasi tinggi-tingkan, tapi ketika menyentuh angka IPLM, ukuran real dari “seberapa literasi masyarakat”. Angka itu seperti kucing liar di gang sempit, sulit ditangkap, kadang muncul lalu hilang lagi.
Sementara di provinsi lain, ada kabar tentang peningkatan IPLM (meskipun tidak persis OKU Timur). Contohnya, data provinsi Sumatera Selatan (provinsi tempat OKU Timur berada) menunjukkan bahwa partisipasi literasi masyarakat masih menjadi pekerjaan rumah besar.
Lalu, apa artinya semua ini? Ada beberapa kemungkinan :
1. Literasi sebagai seremoni, festival dan acara literasi bisa jadi lebih menonjol daripada upaya strategis pengukuran literasi sesungguhnya.
2. Sistem data yang belum rapi, mungkin pengukuran IPLM belum selesai atau belum diolah dengan baik di tingkat kabupaten.
3. Kesenjangan antara “keinginan literasi” dan “realitas literasi”, antusiasme hadir di panggung, tetapi kapasitas masyarakat dalam literasi (utama literasi kritis, literasi data) bisa jadi belum sekuat sorakan tepuk tangan.
Kalau kita benar-benar mau menuju Indonesia Emas 2045, festival literasi saja tidak cukup. Butuh data yang transparan, ukuran yang jelas, dan upaya sistematis agar literasi tidak cuma jadi retorika. Karena jika literasi hanya sebatas sorak-sorai di gedung megah, generasi cerdas yang kita impikan bisa jadi cuma ilusi di banner acara.
Temuan Data Literasi di OKU Timur :
Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM)
Berdasarkan BPS Provinsi Sumatera Selatan, IPLM OKU Timur di tahun 2024 adalah 36,88.
Di tahun 2023, IPLM OKU Timur tercatat 47,81 menurut data BPS Sumsel.
Penurunan IPLM ini menunjukkan bahwa meskipun ada usaha literasi, tantangan masih cukup besar dalam membangun “literasi masyarakat” secara menyeluruh.
Redaksi

Discussion about this post